Perkiraan buku besar diklasifikasikan menurut sifat-sifatnya sebagai harta (Aktiva) , Utang, Modal, Pendapatan dan Biaya usaha, Pendapatan dan biaya luar usaha serta pos luar biasa. Sebagai tambahan mungkin perkiraan tersebut dikelompokan lagi kedalam kategori-kategori yang lebih spesifik.
Modul Account manager pada aplikasi ZULISoft mengelompokan coa dalam kelompok Control account, Harta, Fixed Asset (kelompok yang spesifik dari harta), Hutang, Modal, Penghasilan Biaya dan Lain-lain. Control account telah tersedia dalam system secara permanen sehingga user hanya membuat rekening detail. Control account dapat ditambah oleh user bila ingin membuat detail yang lebih terperinci.
Umumnya klasifikasi rekening dilakukan berdasarkan laporang keuangan yaitu sesuai dengan susunan dalam neraca dan rugi laba. Semakin besar ruang lingkup usaha suatu badan usaha semakin banyak rekening neraca yang diperlukan, namun pemakai yang kurang memahami informasi yang diperlukan cenderung merinci rekening neraca sedetail mungkin sekalipun tidak diperlukan pada neraca. Pada hal semakin banyak rekening neraca semakin sulit dalam melakukan pengolahan data sehingga resiko melakukan kesalahan semakin besar.
Susunan Rekening Buku Besar
Susunan buku besar dan buku pembantu bergantung pada besar kecilnya perusahaan. Perusahaan yang cukup besar mempunyai jumlah transaksi cukup banyak perlu dilakukan penggolongan secara lebih terinci sehingga mempunyai rekening cukup banyak.
Kelompok utama dari rekening neraca dan rugi laba adalah sebagai berikut :
Harta adalah semua benda yang berwujud atau hak (tak berwujud) yang mempunyai nilai uang. Untuk penyajian dalam neraca, harta biasanya dibagi dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Dua kelompok yang paling banyak terdapat adalah Harta lancar dan harta tetap. Dan satu kelompok harta yang digunakan untuk expansi adalah investasi jangka panjang. Kelompok harta yang tidak dapat di golongkan ke dalam tiga kelompok tersebut ditampung dalam kelompok harta lain-lain.
Harta Lancar adalah Uang kas dan harta lainnya yang diharapkan dapat ditukarkan dengan uang atau dijual atau dipakai dalam jangka waktu satu tahun atau kurang melalui kegiatan perusahaan yang normal. Selain kas, yang termasuk kedalam kelompok harta ini, dan biasanya dimiliki oleh perusahaan jasa, adalah wesel tagih (notes receivable), piutang dagang (account recievable) perlengkapan (supplies) dan bermacam-macam biaya dibayar dimuka (prepaid expenses)
Investasi Jk.Panjang Adalah penanaman modal yang dilakukan untuk tujuan tertentu diluar usaha utama perusahaan.
Piutang Dagang adalah klaim kepada debitur, yang berasal dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Biaya dibayar dimuka meliputi persediaan, perlengkapan yang ada.
Wesel tagih adalah klaim kepada debitur yang dibuktikan dengan surat perjanjian tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu, dalam jangka waktu tertentu, kepada seseorang tertentu atau pembawa wesel tersebut.
Harta tetap adalah harta berwujud atau tidak berwujud dan digunakan dalam perusahaan, yang sifatnya tetap atau permanen. Kecuali tanah, harta tersebut secara terus menerus akan susut, atau akan kehilangan manfaatnya bersamaan dengan berlalunya waktu. Keadaan seperti ini disebut “menyusut”. Jumlah “biaya penyusutan “ untuk satu periode tidak dapat ditetapkan secara pasti. Harga beli juga dipergunakan untuk menyusun pajak pendapatan dan laporan-laporan yang lainnya. Untuk mencatat penurunan harta ini dilakukan dengan jalan meng-kreditkan perkiraan “akumulasi penyusutan”, bukan langsung keperkiraan harta. Beberapa nama perkiraan yang biasanya dipakai harta dalam kategori ini adalah : Peralatan, Akumulasi Penyusutan-Peralatan, Gedung, Akumulasi Penyusutan Gedung. Untuk peralatan tidak hanya satu perkiraan saja yang dipergunakan, tetapi dibuatkan beberapa perkiraan tambahan yang menunjukan fungsi dari pada peralatan tersebut, misalnya : Peralatan Pengangkutan (Delivery Equipment), Peralatan Toko (Store Equipment), dan Peralatan kantor (Office Equipment), masing-masing dengan perkiraan akumulasi penyusutannya.
Hutang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dibayar dalam waktu tertentu. Dua kategori umum yang termasuk dalam kelompok hutang adalah Hutang Lancar dan Hutang Jangka panjang.
Hutang Lancar adalah hutang yang akan jatuh waktu dalam jangka pendek (satu tahun atau kurang) dan pembayaranya akan mengakibatkan berkurangnya harta lancar. Jenis hutang yang tergolong kedalam kelompok ini adalah Wesel bayar (notes payable) dan hutang dagang (account payable).
Hutang Jangka Panjang adalah , hutang yang akan jatuh waktu dalam jangka waktu lama (lebih dari satu tahun)
Modal adalah istilah yang dipergunakan untuk hak milik atas kekayaan pemilik.
Pendapatan adalah penambahan kotor (gross increase) terhadap modal sehubungan dengan kegiatan perusahaan yang berasal dari laba penjualan barang, penjuaan jasa kepada langganan, penyewaan harta pinjaman uang dan kegiatan lainnya yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan laba.
Biaya yang telah dipakai dalam proses memperoleh pendapatan merupakan biaya yang telah dipakai (expired cost) atau biaya saja (expenses).
Debit dan Kredit Perkiraan neraca. Sisi sebelah kiri daripada harta dipergunakan untuk mencatat penambahan yang terjadi pada harta tersebut, dan sisi sebelah kanan dipergunakan untuk mencatat pengurangan. Dan sisi sebelah kanan dari pada perkiraan hutang dan modal dipergunakan untuk mencatat penambahan yang terjadi pada perkiraan-perkiraan tadi, dan sisi sebelah kiri untuk mencatat pengurangannya. Sisi sebelah kiri dari semua perkiraan disebut DEBIT, dan sebelah kanannya disebut KREDIT.
Posting ke buku besar dan buku pembantu biasanya dilakukan dari buku jurnal. Jumlah personal yang dibutuhkan tergantunng pada struktur organisasinya dan teknologi yang digunakan. Rekening-rekening buku besar dibagi atas dua kelompok yaitu rekening-rekening neraca (real) rekening-rekening rugi laba (nominal)
Rekening neraca dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok Utma yang sifatnya berbeda seperti aktiva, utang dan modal, penghasilan usaha, biaya usaha, pengahasilan dan biaya diluar usaha dan pos luar biasa.
Aturan debit kredit dapat disimpulkan sebagai berikut :
DEBIT berarti : | KREDIT berarti : |
Penambahan dalam perkiraan harta | Pengurangan dalam perkiraan harta |
Pengurangan dalan perkiraan hutang | Penambahan dalam perkiraan hutang |
Pengurangan dalam perkiraan modal | Penambahan dalam perkiraan modal |
dapat juga dinyatakan dalam hubungan persamaan akuntansi dan bentuk neraca seperti yang digambarkan berikut ini :
HARTA | HUTANG | ||
Perkiraan Harta | Perkiraan Hutang | ||
Debit untukPenambahan | Kredit untukPengurangan | Debit untukPengurangan | Kredit untukPenambahan |
| | Modal | |
| | Dedit untukPengurangan | Kredit untukPenambahan |
Setiap transaksi perusahaan mempengaruhi paling sedikit dua perkiraan. Tanpa memandang pada kompleksnya suatu transaksi atau jumlah perkiraan yang akan dipengaruhi, dapat dikatakan bahwa jumlah debit harus selalu sama dengan jumlah kredit.
Ikhtisar Rugi-Laba Teori debit–kredit dalam penerapannya terhadap pendapatan biaya didasarkan pada hubungannya dengan modal. Laba atau rugi bersih dalam suatu periode merupakan penambahan atau pengurang modal.
Prive merupakan kebiasaan pada perusahaan perseorangan pemilik bekerja penuh pada perusahaan bahkan apabila perusahaan tersebut merupakan sumber pendapatan utamanya. Dalam keadaan demikian, pemilik setiap saat dapat mengambil uangnya dari perusahaan untuk keperluan pribadi. Pengambilan ini dicatat sebagai debet pada suatu perkiraan yang disebut prive yang biasanya diikuti oleh nama pemilik tersebut. Debit perkiraan ini dianggap sebagai pengurangan modal.
Deviden adalah perkiraan yang digunakan pada perusahaan berbentuk PT. Yang dapat disamakan dengan perkiraan Prive pada perusahaan perseorangan. Pembagian laba kepada pemegang saham di debit pada perkiraan deviden, kemudian secara berkala ditutup ke perkiraan laba belum dibagi. Debit perkiraan ini dapat dipandang sebagai pengurangan atas modal.
Saldo Normal Jumlah penambahan yang dicatat dalam suatu perkiraan biasanya sama atau lebih besar dari jumlah pengurangan yang dicatat pada perkiraan yang sama. Karena itu saldo normal dari semua perkiraan adalah positif. Misalnya penambahan pada perkiraan aktiva lebih besar dari pengurangannya. Karena itu saldo aktiva biasanya mempunyai saldo debit.
Aturan debit kredit dan saldo normal untuk macam-macam perkiraan
Jenis perkiraan | Penambahan | Pengurangan | Saldo Normal |
Harta | Debit | Kredit | Debit |
Hutang | Kredit | Debit | Kredit |
Modal,saham,laba ditahan | Kredit | Debit | Kredit |
Prive, Deviden | Debit | Kredit | Debit |
Pendapatan | Kredit | Debit | Kredit |
Biaya | Debit | Kredit | Debit |
Kelompok Rekening
Jumlah rekening untuk perusahaan besar tentunya lebih banyak sesuai dengan ruang lingkup operasionalnya dan kebutuhan manajemen, namun secara golbal kota dapat kelompokan sbb:
Kelompok | Jenis Usaha |
Aktiva lancar | Jasa/dagang/industri |
Persediaan b. Jadi | Dagang/industri |
Persediaan wip | Industri Priodical |
Persediaan b. Baku | Industri priodical |
Investasi jk. Panjang | Jasa/dagang/industri |
Aktiva tetap | Jasa/dagang/industri |
Ak.tetap T’ berwujud | Jasa/dagang/industri |
Aktiva lain lain | Jasa/dagang/industri |
Kewajiban lancar | Jasa/dagang/industri |
Kewajiban jk. Panjang | Jasa/dagang/industri |
Kewjiban lain | Jasa/dagang/industri |
K. Disubordinasi | Jasa/dagang/industri |
Kewajiban bersyarat | Jasa/dagang/industri |
Modal | Jasa/dagang/industri |
Laba ditahan | Jasa/dagang/industri |
Penghasilan/penjualan | Jasa/dagang/industri |
Pembelian/hpp | Dagang/industri |
Biaya penjualan | Dagang/industri |
Biaya administrasi | Jasa/dagang/industri |
Tenaga kerja langsung | Industri |
Biaya overhead | Industri |
Pendapatan lain | Jasa/dagang/industri |
Setiap rekening neraca tidak boleh mempunyai pengertian ganda dan dapat digolongkan ke dalam satu kelompok yang terdidefinisikan. Kelompok tersebut disusun menurut liquiditasnya.
Masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi golongan-golongan yang lebih luas dengan memperhitungkan rentang tertentu agar memungkinkan penambahan account di kemudian hari.
Masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi sub golongan atau langsung ke rekeningnya.
Rekening rugilaba dibagi menjadi kelompok kelompok yang sejenis seperti Hasil penjualan, harga pokok peesediaan, biaya produksi, biaya administrasi dan umum, biaya penjualan, pendapatan di luar usaha, biaya di luar usaha.
Sumber : http://zulidamel.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar