Jangan mudah putus asa,terus berdoa dan selalu SEMANGAT

Rabu, 22 September 2010

Bukti Ilmiah Mukjizat Nabi Musa Membelah Laut

Ilmuwan mengungkap mukjizat Musa masuk akal secara ilmu pengetahuan, teori fisika.
Rabu, 22 September 2010, 12:12 WIB
Elin Yunita Kristanti

Ilustrasi Musa membelah Laut Merah (ramdasstapes.org)
BERITA TERKAIT
VIVAnews -- Dikisahkan dalam kitab suci perjanjian lama bahwa Nabi Musa dan pengikutnya dari Bani Israil pernah terjebak di antara dua kematian. Maju dihadang laut merah, diam atau mundur bakal dihabisi serdadu Firaun. Lalu Tuhan pun memberi mujizat kepada Musa, nabi tiga agama itu.
Angin bertiup kencang sepanjang malam. Lalu air laut merah pun tersibak ke kiri dan ke kanan, membentuk jalan di antara dinding air yang  memberi kesempatan bagi Musa dan pengikutnya melarikan diri. Ketika tentara Firaun mengejar mereka, tiba-tiba dinding  air laut runtuh. Maka tenggelam lah mereka.
Ribuan tahun sesudah kejadian itu, kini para ilmuwan meyakini bahwa keajaiban itu merupakan fenomena alam. Para ilmuwan dari National Centre for Atmosphere Sederach di Calorado Amerika Serikat, sebagaimana ditulis Daily Mail, Rabu 22 September 2010, menemukan bahwa air laut yang tersibak itu akibat gerakan angin.
Dalam sebuah simulasi komputer  yang dilakukan para ahli di Colorado itu diketahui bahwa angin timur yang berhembus dengan sangat kuat selama 12 jam dalam semalam, bisa menyibak air laut, menciptakan  sebuah jalan tanah sebagaimana digambarkan dalam kisah 'Eksodus'.

Sedikit berbeda dengan deskripsi lokasi di kitab suci, para ilmuwan  itu meyakini bahwa lokasi keajaiban bukan  di Laut Merah, melainkan  di lokasi di dekatnya -- di delta Sungai Nil, di mana sebuah sungai kuno menyatu dengan laguna.

Dari penelitian di lapangan, peta lokasi dan percobaan di laboratorium, para ilmuwan itu  menemukan bahwa angin timur dengan kecepatan 63 mph yang bertiup dalam waktu 12 jam akan mendorong air -- baik di danau maupun aliran air. Proses ini akan menciptakan jalan tanah lumpur sepanjang dua mil dan lebar tiga mil selama empat jam.

Saat kecepatan angin turun, air akan kembali ke posisi awal --  mirip fenomena pasang surut. Dalam jurnal Public Library of Science ONE, para ahli menguraikan bahwa siapapun yang terdampar dalam lumpur itusesudah angin melemah akan berisiko tenggelam.

"Orang-orang selalu terpesona dengan kisah 'Eksodus' Musa, meyakini bahwa itu adalah fakta sejarah. Apa yang ditunjukan dalam penelitian ini adalah bahwa deskripsi membelahnya lautan, memang masuk akal dalam hukum fiusika." kata Ketua tim peneliti, Carl Drews.

"Membelahnya laut bisa dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum fisika -- menciptakan jalan aman dengan dinding air di dua sisi -- lalu air itu runtuh dan menenggelamkan jalan itu." Simulasi komputer juga menunjukkan tanah kering bisa terlihat di  dua lokasi terdekat selama badai angin.

Temuan ilmuwan tidak mirip dengan penjelasan di Perjanjian  Lama. Sesuai fisika, terpisah satu sama lain, melainkan, salah satu bagian air terdorong ke sisi berlawanan.

Sebelumnya, sejumlah teori ditawarkan untuk menjelaskan fenomena terbelahnya Laut Merah secara ilmiah. Salah satunya, tsunami -- yang bisa memundurkan air laut dan kemudian memajukannya dengan cepat.
Namun teori tsunami, tidak sesuai dengan penjelasan dalam kitab suci -- bahwa membelahnya laut terjadi secara gradual, dan melibatkan angin

1 komentar:

  1. tapi saya lebih setuju kalau mukjizat nabi Musa merupakan pelajaran bagi manusia agar dpt berpikir mengenai makna mukjizat itu agar bisa diwujudkan dgn pemikiran yg ilmiah dan tersistematis.Mengenai makna esensi dr mukjizat tsb ialah bahwa Lautan yg Luas nan dalam bisa dijadikan jln dgn menikmati suatu keindahan yg ada didlm lautan, bahwa keindahan didlm lautan jauh lbh indah dr pd yg ada dibumi ini.Seperti kita Lihat negara jepang mereka bs mewujudkan mukjizat nabi Musa tsb dgn pemikiran yg ilmiah, sehingga mereka membuat terowongan atau jalan khusus yg berada didlm lautan (subhanallah).Mengapa kita sebagai orang Islam yg meyakini keotentitasan al-Quran justru hanya menganggap bahwa mukjizat merupakan sekedar kisah yg diberikan oleh rasul-Nya tanpa ada sebuah pemikiran yg ilmiah demi mewujudkan arti/makna dr sebuah mukjizat tsb.justu para cendikiawan muslim saat ini hanya memikirkan hukum yg ada Ddlm al-Quran dan pertentangan argumen dr para-para cendikiwan tsb. sementara yg kita ketahui bahwa ayat2 mengenai kisah itu merupakan ayat yg terbanyak sementara ayat yg mengenai hukum hanya sedikit yg dibahas didlam al-Quran. satu contoh mukjizat nabi Isa, anak bayi dpt mengatakan arti kejujuran, justru Landasan inilah yg dijadikan para pemikir Barat dlm mewujudkan kecanggihan komunikasi yg ada pd saat ini.mari kita gali arti/makna yg tersimpan dr mukjizat para Rasul maupun kisah-kisah yg ada didalam al-Quran.

    BalasHapus